Mentari pertama di awal tahun perlahan muncul dari balik gedung-gedung tinggi di kota yang tak pernah tidur, memantulkan kilau keemasan di jendela-jendela kaca. Udara pagi yang sejuk membawa aroma hujan semalam, menyatu dengan hiruk pikuk awal hari yang mulai terasa. Langit berwarna jingga keemasan membingkai pagi dengan kehangatan yang lembut. Di sudut kafe modern yang terletak di pusat kota, seorang remaja perempuan bernama Oshin duduk menikmati segelas Caramel Macchiato Starbucks. Tangannya yang mungil memegang cangkir berlogo hijau itu dengan hati-hati, sementara matanya menatap lurus keluar jendela besar di hadapannya.
Di luar, kesibukan mulai mengalir pelan-pelan, membentuk harmoni yang sempurna untuk pagi pertama di tahun yang baru. Oshin adalah cerminan generasi muda masa kini, yang mengandalkan teknologi untuk mengatur hidupnya, namun tetap mencari keseimbangan melalui kegiatan sederhana seperti merajut. Dia adalah bagian dari generasi yang peduli akan kesehatan mental, kesadaran sosial, dan nilai keaslian di tengah arus gaya hidup modern. Namun, pagi ini dia memutuskan untuk melambat, memberikan ruang bagi dirinya sendiri untuk berpikir. "Hari ini adalah hari pertama dari 365 peluang baru," bisiknya dalam hati, sambil tersenyum kecil.
Di meja kecil tempatnya duduk, ada sebuah buku catatan berwarna biru langit dengan pena yang siap digunakan. Itu adalah rutinitasnya setiap awal tahun: mencatat harapan, resolusi, dan impian yang ingin dicapainya. Kali ini, Oshin memutuskan untuk fokus pada tiga hal: menjaga kesehatan mental, bijak menggunakan media sosial, dan mengasah keterampilannya dalam merajut. Keputusan ini ia ambil setelah melalui momen sulit di tahun lalu. Oshin sering merasa tenggelam dalam tekanan akademik dan ekspektasi media sosial. Saat menemukan tas rajutan lamanya di laci meja, ada rasa rindu yang membuncah untuk kembali pada momen-momen damai yang dulu pernah ia nikmati. "Media sosial adalah pedang bermata dua," pikirnya. Dia ingat betapa seringnya dia merasa kewalahan oleh tekanan untuk selalu tampil sempurna di dunia maya. Namun, dia juga tahu bahwa platform itu bisa menjadi alat yang sangat kuat untuk menyebarkan kebaikan dan inspirasi. Maka, kali ini, Oshin berkomitmen untuk membagikan konten yang lebih bermakna, sesuatu yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya tetapi juga bagi orang lain.
Selain itu, keterampilan merajut yang ia pelajari langsung dari ibunya sejak kecil kini kembali menjadi fokus utamanya. Ia teringat bagaimana ibunya, dengan sabar, mengajarinya membuat simpul-simpul pertama saat mereka duduk bersama di ruang keluarga. Setiap simpul yang ia buat terasa seperti kenangan yang ditenun ulang, membawa kedamaian dan kepuasan mendalam. Langkah yang paling menyenangkan bagi Oshin adalah kembali ke hobinya yang sudah lama ia tinggalkan: merajut. Kali ini, ia memutuskan untuk membuat tas rajutan kecil yang ia rencanakan sebagai hadiah untuk dirinya sendiri. "Setiap simpul adalah harapan," gumamnya, sambil membayangkan tas kecil itu akan menemani hari-hari barunya yang penuh makna.
Dengan jarum rajut di tangan, dia merasa seperti sedang menenun harapan-harapan kecil menjadi karya yang nyata. Saat mentari semakin tinggi, sinarnya menyentuh wajah Oshin melalui kaca kafe. Dia merasakan kehangatan itu seolah menjadi simbol dari semangat baru yang mengisi dirinya. Hari pertama di awal tahun adalah pengingat bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh simpul-simpul harapan yang membentuk cerita hidup yang lebih besar. Setiap simpul adalah refleksi dari pelajaran, kesabaran, dan keberanian yang ia bangun di sepanjang jalan. Dengan menghela napas panjang, Oshin menutup buku catatannya dan meneguk sisa Caramel Macchiato yang kini mulai dingin. Dia tersenyum kecil, memandangi jalanan yang semakin ramai. “Tahun ini adalah milikku,” pikirnya. "Aku siap melangkah ke depan dengan hati yang penuh harapan."
Pagi itu, di bawah sinar matahari pertama tahun baru, Oshin meninggalkan kafe dengan langkah ringan. Di tangannya, buku catatan biru itu menjadi saksi bisu dari tekadnya untuk menjadikan tahun ini lebih bermakna. Bagi Oshin, fajar di awal tahun bukan hanya tanda waktu yang baru, melainkan juga janji bagi dirinya sendiri untuk menjalani hidup dengan penuh semangat dan tujuan.
0 komentar:
Post a Comment